Senin, 28 Maret 2011

Metode Penelitian Komunikasi 1 ( Kuantitatif )

Metodologi penelitian secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu ilmu mengenai metode-metode yang dipergunakan dalam proses penelitian. Atau dapat pula dikatakan sebagai isuatu ilmu mengenai mengenai metode-metode dan peraturan yang diikuti oleh ilmu pengetahuan atau disiplin. Metodologi penelitian merupakan suatu cara membahas prosedur ilmiah di dalam mendapatkan pengetahuan. Seperti yang dijelaskan Silverman (Pendit, 2003:163) bahwa metodologi penelitian merupakan keseluruhan dari cara penelitian yang didasarkan pada cara tertentu dan metode penelitian lebih merupakan rincian teknik-teknik yang dilakukan dalam sebuah penelitian.
Dipandang dari tujuannya, penelitian pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk menemukan, menjelaskan, mengembangkan, dan memverifikasi kebenaran suatu gejala, peristiwa atau pengetahuan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Pada hakikatnya, tujuan akhir penelitian adalah pemecahan masalah kemanusiaan melalui penafsiran yang dapat memberikan makna.
Sementara itu, melekat pada istilah metodologi penelitian, kita pun mengenal istilah metode penelitian. Metode penelitian merupakan rencana atau prosedur sistematik yang dipersiapkan agar dapat melakukan penelitian. Metode-metode penelitian yang berkembang sepanjang sejarah ini dihimpun, diidentifikasi, dikategorisasikan, dan diperbandingkan menurut kaidah-kaidah logika tertentu hingga terkelompok dalam suatu ilmu yang disebut metodologi penelitian. Karena tujuannya untuk memecahkan masalah kemanusiaan melalui penafsiran, maka metodologi penelitian menjadi ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi kita.
Para ahli penelitian, memiliki perbedaan pendapat dalam mengklasifikasikan metode penelitian. Namun, pada kajian ini, metode penelitian kuantitatif dikategorikan dalam lima macam, yaitu:
1.      Metode Historis
Metode historis bertujuan untuk merekonstruksi masa lalu secara sistematis dan objektif dengan mengumpulkan, menialai, memverifikasi, dan menyintesiskan bukti untuk menetapkan fakta dan mencapai kongklusi yang dapat dipertahankan. Secaraharfiah, historis artinys berhubungan dengan sejarah. Sejarah adalah studi tentang masa lalu dengan menggunakan kerangka paparan dan penjelasan. Seperti ilmu-ilmu sosial yang lain, sejarah merupakan studi empiris yang menggunakan berbagai tahap generalisasi untuk memaparkan, menafsirkan, dan menjelaskan data. Dengan metode historis, seorang ilmuan sosial mencoba menjawab masalah-masalh yang dihadapinya. Metode sejarah dapat dipergunakan juga untuk menguji hipotesis.David fischer mendefinisikan peneliti sejarah sebagai orang yang mengajukan pertanyaan terbuka tentang peristiwa masa lalu dan menjawabnya dengan fakta terpilih yang disusun dalam bentuk paradigma penjelasan. Kemudian pertanyaan dan jawaban ini dicocokkan satu sama lain dengan proses penyesuaian yang kompleks. Langkah-langkah penelitian historis menurut Smith meliputi perumusan masalah, penelitian data, dan pemilihan strategi analitis.
·         Contoh penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode historis: Penelitian tentang isi buku bacaan pada zaman kolonial, penelitian tentang situs-situs purbakala, penelitian riwayat pendirian gerakan organisasi yang sudah tua seperti Muhammadiyah, dan lain-lain.

2.      Metode Deskriptif
Metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Beberapa penulis memperluas penelitian deskriptif kepada segala penelitian selain penelitian historis dan eksperimental. Mereka menyebut metode yang selalu deskriptif sebagai penelitian survai atau penelitian observasional.
Memang belum ada kesepakatan tentang pengertian metode deskriptif. Pada kajian ini, deskriptif diartikan melukiskan variabel demi variabel, satu demi satu. Pengertian ini sama dengan analisis deskriptif dalam statistik, sebagai lawan dari analisis inferensial. Pada hakikatnya, metode deskriptif mengumpulkan data secara univariat. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran kecenderungan pusat atau ukuran sebaran.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk: mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Metode Deskriptif amat berguna untuk melahirkan teori-teori tentatif. Dan barangkali disinilah letak perbedaan antara metode deskriptif dengan metode-metode yang lain. Metode deskriptif sangat berguna untuk melahirkan teori, bukan menguji teori, “Hypothesis generating” bukan “hypothesis testing” dan “neuristis” bukan “verifikatif”.
Ciri lain metode deskriptif ialah titik berat pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori perilaku, megamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasinya. Dengan suasana alamiah, dimaksudkan bahwa peneliti terjun ke lapangan. Ia tidak berusaha untuk memanipulasi variabel , karena kehadirannya mungkin mempengaruhi perilaku gejala. Peneliti berusaha memperkecil pengaruh ini.
Penelitian deskriptif mungkin lahir karena kebutuhan. Sering juga terjadi, penelitian deskriptif justru timbul karena suatu peristiwa yang menarik perhatian peneliti, tetapi belum ada kerangka teoritis unutk menjelaskannya.
Penelitian deskriptif tidak jarang melahirkan apa yang disebut oleh Seltiz, Wrightsman, dan Cook sebagai penelitian yang insightstimulating. Peneliti terjun ke lapangan tanpa dibebani atau diarahkan oleh teori. Ia tidak bermaksud menguji teori sehingga perspektifnya tidak tersaring. Ia bebas mengamati objeknya, menjelajah, dan menemukan wawasan-wawasan baru sepanjang jalan. Penelitiannya terus-menerus mengalami reformulasi dan redireksi ketika informasi-informasi baru ditemukan. Hipotesis tidak datang sebelum penelitian. Hipotesis-hipotesis baru muncul dalam penelitian. Penelitian ini memerlukan kualifikasi yang memadai. Pertama, peneliti harus memiliki sifat yang reseptif. Ia harus selalu menjari, bukan menguji. Kedua, ia harus memiliki kekuatan integratif, kekuatan untuk memadukan berbagai macam informasi yang diterimanya menjadi satu kesatuan penafsiran.
Jadi penelitian deskriptif bukan saja mejabarkan, tetapi juga memadukan. Bukan saja melakukan klasifikasi, tetapi juga organisasi. Dari perkembangan deskriptiflah kemudian dikembangkan berbagai penelitian korelasional dan eksperimental.
·         Contoh penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif: Geeertz dalam penelitiannya tentang masyarakat Jawa, Penelitian jumlah anak putus sekolah di Bandung tahun 1981, Studi pendapat umum, Jumlah pembaca majalah Tempo di Jakarta, Studi kasus penderita skizoprenia, dan lain-lain.

3.      Metode Korelasional
Metode korelasional sebenarnya merupakan kelajutan dari metode deskriptif. Kita mulai memasuki metode korelasional apabila kita mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Metode korelasi bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi faktor lain. Kalau Dua variabel saja yang kita hubungkan, korelasinya deisebut korelasisederhana. Jika lebih dari dua variabel, maka disebut korelasi ganda.
Pada akhir abad 19, Karl pearson, berdasarkan teori Sir Francis Galton, mengembangkan indeks untuk mengukur tingkat hubungan diantara variabel. Dikenal dengan istilah Pearson product coefficient correlation, indeks ini disingkat dengan huruf kecil r. Untuk memahami nilai r, kita harus mempertimbangkan tiga hal. Pertama, besaran korelasi yang berkisar dari 0 (berarti tingkat tidak ada korelasi sama sekali) sampai 1 (korelasi yang sempurna). Kedua, arah korelasi yang ditunjukkan dengan tanda positif atau negatif. Korelasi positif tidak berarti baik, tetapi hanya menunjukkan bahwa makin tinggi nilai pada variabel X, maka makin tinggi pula nilai pada variabel Y. Ketiga, persoalan apakah r yang diperoleh itu signifikan secara statistik. Korelasi yang signifikan secara statistik tidak boleh diartikan signifikan secara substantif atau signifikan secara teoretis.
Jadi, lorelasi yang sanagt signifikan hendaknya tidak diartikan hubungan sebab-akibat yang kuat. Memang, korelasi tidak selalu menujukkan hubungan kausalitas. Kausalitas terjadi apabila dipenuhi syarat: asosiasi, prioritas waktu, hubungan sebenarnya, dan rasional. Walaupun kadang-kadang korelasi yang tinggi dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat.
Walaupun amat bergantung pada jenis data yang dinilai dan statistik yang digunakan, koefisien korelasi diartikan Guilford secara kasar sebagai berikut:
Kurang dari 0,20   : hubungan rendah sekali, lemas sekali
0,20 – 0,40            : hubungan rendah tetapi pasti
0,40 – 0,70            : hubungan yang cukup berarti
0,70 – 0,90            : hubungan yang tinggi, kuat
Lebih dari 0,90      : hubungan sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan
Metode korelasional digunakan untuk mengukur hubungan diantara berbagai variabel, meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, dan meratakan jalan untuk membuat rancangan penelitian eksperimental.
·         Contoh penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode korelasional: Pengaruh program nutrisi pada pengurangan berat badan, Penelitian tentang kemalasan penyebab kemiskinan, Korelasi antara rook dengan kanker paru-paru, Korelasi antara kecerdasan dengan indeks prestasi, dan lain-lain.

4.      Metode Eksperimental
Metode eksperimental adalah metode penelitian yang memungkinkan peneliti memanipulasi variabel-dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode eksperimental, variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa sehingga variabel luar yang mungkin mempengaruhi dapat disingkirkan. Metode eksperimen ditujukan untuk meneliti hubungan sebab-akibat dengan memanipulasikan satu atau lebih variabel pada satu atau lebih kelompok eksperimenta, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi. Manipulasi berarti mengubah secara sistematis sifat-sifat variabel bebas. Setelah dimanipulasikan, variabel bebas itu biasanya disebut garapan.
Secara singkat, eksperimen ditandai oleh tiga hal, yaitu manipulasi (mengubah secara sistematis keadaan tertentu), observasi (mengamati dan mengukur hasil masnipulasi), dan kontrol (mengendalikan kondisi-kondisi penelitian ketika berlangsungnya manipulasi). Kontrol merupakan kunci penelitian eksperimnetal, sebab tanpa kontrol, manipulasi dann observasi akan menghasilkan data yang meragukan.
Kondisi penelitian yang ideal terjadi apabila semua hasil pengamatan pada variabel tak bebas disebabkan oleh variabel bebas. Dengan mengontrol kondisi penelitian, kita mengusahakan agar variasi skor pada variabel pada variabel tak bebas benar-benar merupakan akibat variabel bebas. Variasi skor pada variabel bebas biasanya disebut ragam. Ada tiga macam ragam: ragam pertama adalah ragam yang ditimbulkan oleh variabel bebas (ragam yang dikehendaki oleh pene;iti), ragam kedua adalah ragam yang timbul karena variabel luar yang secara sistematis mempengaruhi hasil eksperimen (ragam luar tidak dikehendaki), dan ragam galat adalah ragam yang timbul karrean ada faktor-faktor tertentu, seperti alat ukur atau prosedur penelitian yang menyebabkan pengamatan yang tidak konsisten (error variance).
Hakikat dari prosedur kontrol adalah menugaskan pelaku eksperimen mengatur kondisi sehingga ia memperoleh data yang jelas menunjukkan hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas. Hal tersebut dilakukan dengan cara mempertinggi ragam pertama, mengurangi ragam galat, dan mengendalikan ragam kedua.
Kita dapat mengktegorikan desain eksperimental berdasarkan prosedur kontrol atau jumlah kelompok. Berdasarkan prosedur kontrol terdapat empat desain eksperimental, yaitu:
-          Randomized design
-          Blocked or matched design
-          Desain faktorial
-          Desain kovarian
Sedangkan berdasarkan jumlah kelompok terdapat dua jenis desain eksperimental, yaitu:
-          Desain satu kelompok: manipulasi, observasi, kontrol
-          Desain dua kelompok: Static group design, Before-after static group comparism design, Randomized two-group design, Pretest-Posttest control group design, matched two-group design, before-match-after design, Randomized pretest-posttest control group analysis of covariance design
·         Contoh penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimental: Pengaruh pengalaman tinggal di luar negeri, Pengaruh obat perangsang pada kepekaan subjek terhadap film-film pornografis, efek aplikasi prinsip human relations, efek video terhadap kecepatan memahami matematika, efek music pengiring terhadap perubahan sikap khalayak ketika mendengarkan pesan persuasif, dan lain-lain.

5.      Metode Kuasi-Eksperimental
Metode kuasi-eksperimental digunakan untuk mendekati kondisi eksperimental pada suatu yang tidak memungkinkan manipulasi variabel. Dalam kehidupan yang sebenarnya, sulit bagi kita untuk mengelompokkan objek sesuai dengan kehendak kita. Oleh karena itu, muncul metode kuasi-eksperimental. Penelitian kuasi-eksperimenal mempunyai dua cirri utama, yaitu:
-          Peneliti tidak mampu meletakkan subjek secara random pada kelompok eksperimental atau kelompok kontrol. Yang dapat dilakukan peneliti adalah mencari kelompok subjek yang diterpa variabel bebas, dan kelompok subjek lain yang tidak mengalami variabel bebas.
-          Peneliti tidak dapat mengenakan variabel bebas kapan dan kepada siapa saja yang dikehendakinya.
Untuk mengetahui dengan yakin bahwa variabel bebas menyebabkan terjadinya variasi pada variabel tak bebas, peneliti harus menyingkirkan variabel-variabel lain yang diduga berpengaruh juga. Variabel lain ini disebut variabel luar atau variabel sekunder. Semakin banyak variabel sekunder ikut serta, makin diragukan kesimpulan penelitian. Bila peneliti merasa pasti bahwa variabel bebas yang menyebabkan variasi pada variabel tak bebas, penelitiannya memiliki validitas internal. Bila ia juga yakin variabel bebas itu akan berpengaruh juga pada subjek sama pada penelitian lain yang mempunyai situasi yang sama, penelitiannya mempunyai validitas eksternal.
Ada Sembilan variabel luar yang mengancam validitas eksternal. Kesembilan variabel luar tersebut dapat dikendalikan dengan merancang rancangan penelitian yang tepat dan dikontrol dengan kecermatan peneliti sendiri ketika penelitian berlangsung. Kesembilan variabel luar itu, yaitu:
-          Sejarah Proaktif: Sejarah proaktif menunjukkan perbedaan pengalaman yang terjadi pada diri subjek sebelum mereka diteliti.
-          Sejarah Retroaktif: Sejarah retroaktif menunjukkan perubahan yang terjadi pada lingkungan (peristiwa-peristiwa) antara waktu pertama dan waktu kedua, ketika penelitian sedang berlangsung.
-          Maturasi: maturasi adalah perubahan proses psikologis dan biologis dalam diri subjek yang terjadi ketika penelitian berlangsung.
-          Testing: Untuk mengukur efek garapan, peneliti biasanya melakukan pretesting. Subjek diuji pada waktu p[ertama (T1), diberi garapan, kemudian diuji lagi pada waktu kedua (T2). Sering terjadi pretest menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi subjek (pretest membangkitkan kepekaan subjek)
-          Mortalitas: Hilangnya subjek karena kematian, kecelakaan, pindah rumah, atau karena keberatan untuk ikut serta dalam penelitian akan mempengaruhi skor akhir. Hilangnya subjek akan menyebabkan tidak validnya penelitian. Namun, efek mortalitas dapat juga diatasi dengan melakukan beberapa penyesuaian dalam analisis statistik. Data yang hilang tersebut wajib untuk dipertimbangkan.
-          Efek Interaksi: Efek interaksi umumnya terjadi dalam penelitian yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Untuk mengontrol efek interkasi dipergunakan beberpa perhitungan statistik atau rancangan eksperimental tertentu.
-          Instrumentasi: Validitas eksternal juga dapat terancam karena perubahan dalam alat ukur atau orang yang menggunakan alat ukur itu. Tidak ada suatu rancangan yang dapat mengontrol efek instrumentasi, kecuali perhatian ekstra dari pihak peneliti. Peneliti harus waspada terhadap perubahan yang terjadi pada alat ukur dan juga pada dirinya sendiri.
-          Bias Peneliti: Pengaruh ekspektasi peneliti terhadap hasil penelitian. Seperti instrumental, bias peneliti tergantung pada kecermatan dan kehati-hatian peneliti terhadap subjek yang ditelitinya.
Validitas eksternal berkenaan dengan sejauh mana hasil-hasil penelitian dapat digeneralisasikan dari dunia eksperimen ke dunia nyata. Ada empat hal yang dapat mengancam validitas eksternal, yaitu:
-          Efek Hawthorne: Efek Hawthorne menunjukkan efek yang terjadi karena subjek eksperimen merasa mendapat perilaku khusus. Bila orang merasas bahwa ia ikut serta dalam suatu eksperimen, perilakunya yang normal akan berubah.
-          Pretesting: Memberikan prauji dapat membatasi potensi generalisasi hasil penelitian. Prauji dapat menambah atau mengurangi kepekaan subjek terhadap X. Prauji menimbulkan reaksi sperti sikap defensive, peneguhan sikap yang diyakininya, berkurangnya perhatian, dan hal-hal lainnya sehingga subjek eksperimental tidak lagi sama dengan populasi asalnya. Sampel, karena itu, tidak lagi bersifat representatif.
-          Bias Seleksi: responden sudah dipilih secara memihak. Maka, satu-satunya cara untuk menghindari bias seleksi adalah menarik sampel secara random.
-          Efek Interaksi Garapan Ganda: Bila subjek yang sama diterpa dengan lebih dari dua X berkali-kali, efek X terdahulu masih belum terhapus. Dengan begitu, hasil penelitian hanya dapat digeralisasikan pada orang-orang yang berturut-turut mengalami terpaan X yang sama. Untuk mengatasi efek ini, beberapa rancangan penelitian dapat dipergunakan.
Ada banyak rancangan kuasi-eksperimental. Dalam kajian ini, hanya akan diperkenalkan dua macam rancangan yang banyak dipergunakan, yaitu:
-          Rancangan Kelompok Tak Random: Sering terjadi peneliti tidak dapat meletakkan subjek secara random seperti yang dikehendakinya. Untuk mengatasi hal itu, peneliti mencari kelompok pembanding, semacam keolompok kontrol.
-          Rancangan Rangkai Waktu: Diagram rancangan rangkai waktu menggambarkan pengukuran yang berkali-kali sebelum dan sesudah garapan. Rancanagan ini tidak begitu berbeda dengan rancangan-rancangan sebelumn-sesudah dalam penelitian eksperimental. Kemungkinan terjadinya ancaman validitas berasal dari efek pengukuran yang berkali-kali dan reaksi terhadap prosedur penelitian. Tetapi ancaman ini dapat dikendalikan bila peneliti cukup peka terhadapnya. Peneliti juga dpat menggunakan pengukuran yang sama pada satu kelompok kontrol yang tidak mendapat garapan.
·         Contoh penelitian kuantitatif yang menggunakan metode kuasi-eksperimental: Pengaruh pendidikan pemuka pendapat terhadap pemantapan program KB, Efektifitas video dalam mengajarkan ilmu komunikasi, Pengaruh siaran “Si Unyil” pada anak-anak SD, dan lain-lain.

PROGRAM-PROGRAM CSR AQUA

A.    KEGIATAN CSR AQUA
Perseroan telah berdiri selama hampir 36 tahun dan selama itu pula Perseroan sangat bergantung pada sumber daya air sebagai bahan baku utamanya. Ketersediaan air untuk kelangsungan usaha Perseroan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sumber air yang tidak terlepas dari keberadaan masyarakat yang tinggal dalam radius tertentu di sekitarnya yang merupakan bagian dari lingkungan itu sendiri. Perseroan menyadari pentingnya keseimbangan antara sumber air, Perseroan dan masyarakat di lingkungan sekitar sebagai salah satu syarat terciptanya pertumbuhan berkelanjutan. Perseroan berkomitmen menjalankan berbagai kegiatan atau program dalam rangka menciptakan keseimbangan serta wujud Tanggungjawab Sosial Perseroan. Perseroan sudah menerapkan pendekatan berbasis masyarakat dalam menjalankan program-program sosialnya dengan melakukan kemitraan dengan masyarakat, pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan yanglain. Pertumbuhan Berkelanjutan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Sustainable Development and Corporate Social Responsibility – SD&CSR) telah menjadi bagian dari kebijakan strategis Perseroan di bawah payung “AQUA Lestari”, yaitu perkembangan berkelanjutan berbasis masyarakat. Kegiatan-kegiatan atau program yang telah dilaksanakan Perseroan di lingkungan pabriknya antara lain:
1. Konservasi Lingkungan
Perseroan turut berkontribusi dalam inisiatif-inisiatif konservasi lingkungan. Fokus kegiatan konservasi yang dilakukan Perseroan pada saat ini adalah pembibitan pohon keras dan pohon buah, yang merupakan langkah awal dari kegiatan konservasi di hutan dan daerah tangkapan air. Program yang dinamakan “Hutan Sekolah” dirancang untuk melibatkan sekolah-sekolah supaya ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Selama Tahun 2008, sudah 3 sekolah yang terlibat, yakni SDN Babakan Pari 2, SDN Dukuh dan Madrasah Al Barokah. Murid dan guru dari ketiga sekolah dengan pendampingan Perseroan dan Kebun Raya Bogor, mengembangkan pembibitan pohon keras dan buah di lingkungan sekolah.
Selain itu, dilakukan juga penanaman pohon di daerah sekitar daerah sumber dan pembagian pohon manggis sebanyak 4.000 buah yang dilakukan dalam dua tahap kepada 1.665 Kepala Keluarga di Desa Tangkil, Kecamatan Ciawi sebagai lanjutan dari program tahun lalu di Desa Babakan Pari. Pada tahun ini, Perseroan juga mulai bekerja sama dengan Pondok Pesantren Al- Amin dalam program pembibitan Pohon Puspa dan Albasia yang nantinya digunakan untuk program konservasi Gunung Salak.
Perseroan dalam melakukan kegiatannya selalu mengacu pada kebutuhan masyarakat sekitar, dan bekerja sama dengan pemerintah, sekolah dan masyarakat di daerah sekitar Pabrik dalam pembibitan, pendistribusian dan penanaman pohon, baik di daerah konservasi, lingkungan desa, pekarangan masyarakat maupun di sekitar sumber AQUA.
2. Air Bersih Hidup Sehat
Program Air Bersih Hidup Sehat merupakan program yang dirancang oleh Perseroan untuk berkontribusi dalam upaya perbaikan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kesehatan lingkungan. Pada tahun 2008, Perseroan mengimplementasikan program tersebut di Kampung Darmaga, Babakan Pari, yang lokasinya berdekatan dengan Sumber Air Kubang. Sebelum program tersebut dilaksanakan, masyarakat menggunakan air yang berasal dari rembesan sawah yang disalurkan ke kolam penampungan air. Air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, cuci, masak, wudhu dan kebutuhan lainnya. Di dalam program ini, kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan instalasi pompa, penampungan air, MCK umum, dan tempat wudhu yang dapat dimanfaatkan oleh sekitar 320 orang yang merupakan penduduk Rt 4 - Rw 2, Desa Babakan Pari. Pada pelaksanaan Program Air Bersih Hidup Sehat ini, Perseroan bekerja sama dengan Panitia Sarana Air Bersih yang dibentuk secara mandiri oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat ditunjukkan dengan keterlibatan yang aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan fasilitas yang telah terbangun. Kontribusi Perseroan dalam program ini berbentuk bantuan teknis, peralatan dan material bangunan, pompa, listrik, serta pemipaan. Selain pembangunan sarana-sarana tersebut, Perseroan merencanakan untuk melanjutkan program ini dengan pelatihan dan penyuluhan perilaku hidup bersih bagi masyarakat.
3. Pendidikan
Sejak akhir tahun 2007 Perseroan berpartisipasi dalam mengembangkan program pendidikan di sekitar lokasi Pabrik Perseroan. Program pendidikan yang telah dikembangkan, mengutamakan pola transparansi dan kemitraan, baik melalui capacity building (perencanaan, pelaksananaan, pelaporan) dan pendanaan. Dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, baik dari sisi kebijakan pemerintah maupun Perseroan maka disusunlah Program Bantuan Sekolah (Supporting School Program). Program ini bertujuan untuk memperkaya dalam bentuk dukungan pendidikan dari Perseroan.
Secara rutin, Perseroan mulai memberikan kontribusi tersebut kepada 25 SD/MI sekitar lokasi pabrik berupa pengembangan infrastruktur maupun kelengkapan lain yang terkait dengan aktivitas belajar-mengajar di sekolah-sekolah tersebut.
Di samping itu, Perseroan juga turut mengembangkankampanye lingkungan hidup bagi murid-murid sekolah melalui RAMSAR Game. Pendidikan tentang lingkungan hidup yang disampaikan melalui permainan ini, dapat dimainkan di dalam kelas. Diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kecintaan anak-anak sebagai generasi penerus akan arti pentingnya pelestarian lingkungan.
4. Bantuan Sosial
Selain tiga program tersebut, kepedulian Perseroan kepada masyarakat juga ditunjukkan dengan melakukan bantuan-bantuan sosial, antara lain:
  • Khitanan masal dan pembagian hewan kurban setiap tahun di sekitar pabrik
  • Pengobatan gratis di Desa Mekarsari dan Babakan Pari bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Sukabumi.
  • Perbaikan saluran air untuk penanggulangan banjir di sekitar Pabrik Citeureup.
Perseroan tetap terus melaksanakan program-program tanggung jawab sosialnya secara bertahap, dan berkesinambungan dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Pengeluaran Perseroan dalam program sosial pada tahun 2008 sejumlah Rp. 1,5 milyar yang dialokasikan untuk program-program dan bantuan sosial untuk masyarakat di sekitar pabrik-pabrik milik Perseroan.
Program-program CSR AQUA berada dalam suatu payung besar yang dinamakan AQUA LESTARI. Di dalam AQUA LESTARI ini, terdapat empat program utama yaitu:
  • Konservasi dan pendidikan lingkungan
  • Pertanian organik dan manajemen sumber daya air berkelanjutan
  • Pemantauan dan pengurangan emisi karbon serta
  • Akses air bersih dan penyehatan lingkungan yang biasa disebut sebagai WASH.
            Selain lelakukan program CSR disekitar lingkungan pabrik, PT Aqua juga turut melakukan program CSR di sebagian besar wilayah Indonesia. Berikut diantaranya beberapa kutipan berita program-program CSR yang dilakukan di beberapa wilayah Indonesia:
1.       Program Air Bersih di NTT
Masih banyak daerah di Indonesia yang ke­sulitan mendapat akses air bersih. Pa­dahal, air bersih merupakan faktor pen­ting untuk mewujudkan hidup sehat. Di beberapa daerah di Nusa Tenggara Ti­mur masih banyak warganya yang me­ng­alami kelangkaan air bersih. Untuk men­dapatkan air bersih, tak jarang mereka harus berjalan kaki dengan jarak yang jauh. Alhasil, banyak anak-anak yang kehila­ng­an waktu bermain karena harus meng­am­bil air. Di salah satu desa di Timor Tengah Se­la­tan (TTS), Nusa Tenggara Timur, jarak sumber air dengan rumah penduduk sa­ngat jauh. “Dibutuhkan satu jam untuk pergi pulang membawa air dalam jerigen tiap harinya,” ujar Sustainable Develop­ment & CSR Aqua Danone Indonesia Bi­na­hidra Logiardi.
Kelangkaan air bersih memang men­ja­di sumber munculnya berbagai persoa­l­an di TTS. Masa depan sekolah tak ter­urus karena anak-anak harus ber­kon­sen­trasi penuh mencari air bersih. Belum lagi pe­nyakit demam berdarah, malaria, dan diare akut silih berganti mendera me­re­ka. “Berangkat dari situlah, Aqua Danone In­donesia melalui Aqua untuk Anak Indo­ne­sia (AuAI) berkomitmen aktif mem­ban­tu memperbaiki kesejahteraan anak In­donesia. Pemberdayaan masyarakat di TTS meru­pa­kan tahap pertama program Sa­tu untuk Se­puluh yang diluncurkan hari ini. Sementara, riset awal di TTS sudah di­lak­sanakan Maret hingga Juni 2008. Pro­gram untuk TTS ini bakal berlangsung hing­ga pertengahan 2008,” ujar Brand Di­rec­tor Aqua, Didi Nugrahadi.
Lebih lanjut, Didi mengatakan, sebagai ben­tuk nyata Satu untuk Sepuluh, pihak Aqua akan menyediakan 10 liter air bersih ba­gi komunitas untuk kebutuhan me­ma­sak, mencuci, dan mandi dari setiap 1 liter bo­tol Aqua ukuran 600 mililiter dan 1.500 mi­liliter berlabel khusus yang terjual se­jak Juli 2007 sampai dengan September 2007.
Kembali ke TTS, lanjut Didi, selain pe­nyuluhan hidup sehat, Aqua juga akan mengupayakan memperpendek jarak sum­ber air ke kawasan penduduk melalui titik-titik pengambilan air. Pembangunan infrastruktur semisal penempatan pipa-pipa penyaluran akan dilakukan. “Kita perpendek jarak mungkin men­jadi 50 meter dari 710 meter tadi,” kata Didi. Selanjutnya, pemeliharaan menjadi per­hatian Aqua pula, selain program berkesinambungan untuk mengikutsertakan warga setempat memelihara sumber air. “Kami akan pelihara itu berkelanjutan sam­pai dengan 10 tahun,” kata Didi. Seja­ti­nya, tambah, Didi, di samping Satu un­tuk Sepuluh, masih ada dua inisiatif AuAI yang terus berlangsung yakni Danone Nations Cup (DNC) dan Ramsar Game. Ti­ga mata kegiatan itu terangkum dalam tiga elemen AuAI. DNC yang digelar sejak 2000 adalah fes­tival sepak bola tahunan untuk anak-anak usia 10-12 tahun. Sampai sekarang sudah sekitar 15 juta anak seluruh dunia berpartisipasi dalam DNC. Lalu, Ramsar Game yakni board game untuk edukasi pelajar mengenai siklus air dan per­lindungan.
Kemudian pada 13 Agustus 2009, Danone AQUA hari ini bersama-sama mengumumkan peluncuran program komunitas jangka panjang ”1L AQUA untuk 10 L Air Bersih” atau lebih dikenal dengan nama program lanjutan ”Satu untuk Sepuluh”. Program Satu untuk Sepuluh merupakan program penjangkauan masyarakat yang bertujuan untuk mempromosikan hidup sehat dengan menyediakan akses air bersih dan pendidikan kesehatan.
Baskorohadi Sukatmo, Brand Director, DANONE AQUA mengatakan, ”Untuk setiap liter produk AQUA berlabel khusus yang dijual, program ini berkomitmen untuk memberikan 10 liter air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan. Satu untuk Sepuluh tahap II ini merupakan kelanjutan dari program tahap pertama. Pada tahap pertama, kami telah menyediakan akses air bersih kepada lebih dari 12.000 penerima bantuan di beberapa desa di Kecamatan Boking dan Amanatun Utara di NTT. Sedangkan untuk tahap II, AQUA menargetkan untuk menjangkau 18.900 penerima bantuan di desa-desa di Kecamatan Boking, Amanatun Utara, Toianas dan Noebana di NTT.”
Kami kembali mengimplementasikan program baru di NTT mengingat proyek SUS 2007 merupakan program yang menunjukkan keberhasilan di mana telah memberikan kontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup penerima manfaat yang tinggal di TTS (Timor Tengah Selatan), NTT (Sebagai contoh, sebelum implementasi program, waktu yang diperlukan untuk memperoleh air adalah 46 menit. Sekarang diperkirakan menjadi 20 menit. Jarak tempuh untuk memperoleh air sebelum program ini dilakukan adalah 700 meter. Dan sekarang diperkirakan menjadi 200 meter).
Pertama-tama karena masalah kelangkaan air tetap menjadi suatu tantangan besar yang harus ditangani melalui pendekatan baru. Kedua – karena hal ini sejalan dengan semangat kelanjutan dan tujuan pendekatan, adalah penting untuk tetap fokus dan berkomitmen terhadap tantangan kelangkaan air ini untuk menciptakan dampak yang berkesinambungan. Implementasi program Satu Untuk Sepuluh di Nusa Tenggara Timur dilaksanakan oleh AQUA yang bermitra dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional, Action Contre la Faim (ACF). Selain itu, dalam rangka kelanjutan pemberdayaan kapasitas masyarakat lokal, kami juga bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Lokal, yaitu YASNA dan pemerintah daerah TTS.
Rama Furry, Communications Officer, Action Contre la Faim, menjelaskan, “Terdapat tiga kunci utama yang menentukan keberhasilan program. Pertama yaitu perbaikan akses air bersih yang diukur dengan jumlah air yang tersedia dan jarak tempuh yang lebih dekat dan waktu yang lebih singkat untuk memperoleh kebutuhan air minum dan memasak bagi individu dan rumah tangga. Kedua, meningkatnya kesadaran untuk terbiasa hidup bersih dan sehat melalui penyuluhan kesehatan. Ketiga adalah aplikasi yang tepat melalui proses participatory dari stakeholder lokal untuk memastikan kelanjutan program”.
Dia menambahkan, “Keberhasilan program akan dievaluasi dan diukur berdasarkan peningkatan akan tiga hal tersebut. Kemajuan dilihat dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah implementasi program. Dari evaluasi ini kami dapat mengukur efektivitas program, baik secara fisik melalui instalasi akses air dan perubahan perilaku kebiasaan hidup sehat di mana menunjukkan peningkatan signifikan.
Binahidra Logiardi, Sustainable Development & Social Responsibility, DANONE AQUA, menjelaskan ” Air merupakan kebutuhan mendasar bagi kita semua, namun tidak semua orang bisa mengakses air bersih dalam kehidupannya sehari-hari. Banyak daerah di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia, yang mengalami kesulitan untuk memperoleh air dikarenakan topografi daerah tersebut membutuhkan sistem infrastruktur pasokan air bersih untuk memungkinkan masyarakat sekitar agar dapat mengakses air bersih tersebut. Selain akses air bersih, sanitasi, kesehatan lingkungan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat pra sejahtera juga merupakan hal penting, kesemuanya ini saling terkait. Air merupakan kehidupan, sanitasi merupakan martabat, keduanya mendukung tercapainya kesehatan lingkungan yang berkesinambungan yang pada akhirnya juga akan memberi kontribusi pada tercapainya pengembangan kesejahteraan masyarakat dunia”.
Binahidra menambahkan, “AQUA memiliki program CSR yang disebut WASH (Water Access, Sanitation, Hygiene Program) yang bertujuan untuk meningkatkan lingkungan bagi masyarakat pra-sejahtera. Melalui program WASH, AQUA berkontribusi secara aktif dan berkelanjutan untuk memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penyediaan air bersih di Indonesia”. Salah satu program WASH adalah program Satu untuk Sepuluh ini. Program Satu untuk Sepuluh sejalan dan mendukung program Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB guna memerangi kemiskinan dan kelaparan di berbagai belahan dunia dengan target di tahun 2015.

2.      Program Pembangunan Desa Sosio-eko-bisnis
Berkaitan dengan program pemerintah Go Organic 2010, Danone Aqua memfasilitasi pengembangan masyarakat menuju desa sosio eko bisnis di Desa Karanglo, Kecamatan Polonharjo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Corporate Sosial Responsibilty dari Danone Aqua ini ini dihadiri  Menteri Pertanian Suswono sekaligus memberikan pengarahan kepada petani di Laboratorium Pertanian Desa di Desa Karanglo, Klaten pada Rabu, 17 Februari 2010. Kegiatan yang melibatkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulyo Desa Karanglo merupakan pendekatan sosial dan lingkungan komunitas yang inovatif serta multipihak dengan tujuan pelestarian lingkungan, terutama  sumber daya air dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami bangga dapat mendukung program pemerintah Go Organic 2010. Ini sesuai dengan komitmen ganda perusahaan terhadap kegiatan usaha dan sosial,” kata Pimpinan Danone Aqua Parmaningsih Hadinegoro dalam acara Wilujengan Garap Pasiten. Selama ini kata dia, pihaknya telah berupaya meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat dan ekonomi produktif lainnya yang berbasis ramah lingkungan melalui program Aqua Lestari.
Hal senada juga diungkapkan oleh Koordinator Jawa Tengah untuk Sustainable Development dan Social Responsibility Danone Aqua, Fainta Susilo Negoro. Ia mengatakan keberhasilan berbagai program dari Hulu ke Hilir, termasuk peresmian Laboratorium Pertanian Desa di Desa Karanglo, kecamatan Polonharjo, merupakan suatu bentuk kelanjutan dari program CSR Danone Aqua yang didukung oleh Pemda, LSM, gapoktan dan masyarakat setempat.
Perusahaan membantu melakukan reboisasi taman nasional, penanaman bibit pohon, menyediakan akses air bersih, pemetaan penggunaan lahan dan air irigasi sampai dengan melakukan pelatihan manajemen pertanian dengan tujuan untuk memajukan serta memberikan manfaat.
Sementara Menteri Pertanian Suswono mengatakan proyek kerjasama ini menjadi salah satu proyek percontoan dari sistem pertanian anorganik menjadi sistempertanian organik. “Program ini akan dikembangkan di seluruh Indonesia untuk mengolah tanah yang rusakakibat sistem pertanian anorganik yang menggunakan pupuk kimia," kata dia.

3.      Program Pelestarian Lingkungan, Pemberdayaan Masyarakat, Pendidikan, dan Peningkatan Ekonomi
Koordinator CSR Danone Aqua wilayah Jatim Arief Fatullah mengatakan, sejauh ini, Aqua Lestari sudah berperan aktif dalam pelestarian lingkungan, utamanya penyelamatan sumber mata air, sekaligus menjalankan program pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat hidup dan ekonomi. Berbagai program CSR sudah dijalankan secara berkesinambungan di Pandaan, Kebon candi, Pasuruan, dengan melibatkan berbagai pihak.
Di bidang penanaman, lebih dari 30.000 pohon pada 2008-2009, pihaknya sudah menjalin bekerja sama dengan Perum Perhutani, Yayasan Kaliandra, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Dayurejo dalam mengelola hutan asuh di lereng Gunung Arjuno. Program itu dilanjutkan pada 2010 dengan menanam 50.000 pohon. "Melalui kegiatan ini telah terbentuk 3 kelompok pengasuh hutan, 2 kawasan hutan asuh seluas 72 hektare, dan partisipasi nyata masyarakat melalui LMDH terealisasi secara nyata," tegasnya.
Guna menunjang hutan asuh juga diadakan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa hutan, beberapa aktivitas sudah dijalankan di Dusun Gamoh, Dusun Guthean, dan Desa Dayurejo. Berbagai kegiatan positif itu antara lain pemberian bantuan 4 ternak sapi untuk para pengasuh hutan, pengembangan budidaya sirih sebanyak 5.000 bibit, pelatihan pembuatan minyak atsiri, dan penyediaan 1 alat destilasi, serta pembuatan arang dari limbah kayu. Aktivitas itu dilakukan melalui pola kemitraan multipihak. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat secara bertahap. Selain itu, untuk mencegah penebangan pohon untuk arang. Setelah kegiatan itu diterapkan, hasilnya sangat menggembirakan, yakni warga pembuat arang dari kayu semakin lama makin berkurang.
Konservasi juga dilakukan Danone Aqua di kawasan hutan lindung Bromo Tengger bekerja sama dengan LSM Satu Daun, LMDH, dan Perhutani setempat. Program sudah diwujudkan dengan menanam 6.600 pohon di Kecamatan Tosari dan 12.000 pohon ditanam di Kecamatan Puspo. Hasilnya, penghijauan seluas 20 hektare lahan kritis. "Pohon-pohon yang sudah ditanam selanjutnya dirawat oleh masyarakat di sekitar hutan lindung," ujarnya.
Keuntungan lain yang bisa diambil masyarakat adalah mereka juga dapat menanam rumput gajah untuk makanan ternak. "Dengan demikian tidak hanya hutan lindung yang semakin hijau, tetapi masyarakat setempat juga dapat mengembangkan perekonomian, sekaligus mendapatkan lahan rumput untuk pakan ternak," ujarnya.
Di bidang pendidikan Danone Aqua merintis kerjasama dengan sekolah dan pemerintah desa di berbagai wilayah Pasuruan dan Probolinggo. Program Sekolah Sahabat Mata Air itu fokus terhadap pendidikan dan membangun kepedulian terhadap lingkungan hidup. Program tersebut dijalankan di 15 SMA/SMK di Kabupaten Pasuruan, 2 SMA/SMK di Kota Pasuruan, dan satu SMK di Kabupaten Probolinggo. Dalam pelaksanaan program, Danone Aqua menjalin kerja sama dengan melibatkan Yayasan Satu Daun, Dinas Pendidikan, BLH Pasuruan, DKP Pasuruan, LMDH, dan masyarakat.

4.      Program Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS)
Direktur Sustainable Development Department Danone Aqua, Yann Brault menjelaskan, Danone memiliki komitmen ganda. Yakni, keberhasilan bisnis dan perkembangan sosial. Yann menjelaskan, ada beberapa program CSR yang dijalankan Aqua. Antara lain, program pengelolaan daerah aliran sungai (DAS).
Menurut Yann. saat ini ada sekitar delapan DAS yang masuk ke program CSR Aqua. "Program ini dibagi ke dalam dua bagian, yakni hulu dan hilir," ujar Yann. Di hulu, tambahnya, dilakukan dengan melakukan perlindungan hutan dan merehabilitasi lahan kritis. Pertanian di sekitar aliran sungai pun dibuat agar lebih ramah lingkungan yang arahnya menuju pertanian organik. Selain itu. Aqua juga melakukan pengolahan sampah.
Aqua pun ikut serta dalam program penanaman pohon. Tahun ini, Yann menargetkan dapat menanam 400 ribu pohon, termasuk mangrove. "Untuk bagian hilir, kami sesuaikan dengan daerah di sekitar DAS. Untuk masyarakat laut misalnya, maka kami membuat program untuk melindungi daerah laut." papar Yann.
Kegiatan CSR Aqua lainnya adalah program air bersih yang berjalan sejak 2007. Program ini bertujuan untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan. "Kami memang selalu mengutamakan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di setiap program CSR yang dijalankan. Intinya adalah engage bersama komunitas dan maju bersama," tambahnya. Saat ini. kata Yann, program ini dijalankan di 16 lokasi di seluruh Indonesia. Sekitar 21 proyek yang sudah selesai dan 10 lainnya masih berjalan.

B.     ANALISIS KEGIATAN CSR AQUA
Dari kegiatan CSR yang telah dilakukan oleh Aqua tersebut, dapat dikatakan bahwa Aqua cukup sukses dalam menjalankan program CSR-nya. Terbukti dari beberapa penghargaan yang telah diraih Aqua melalui program CSR yang telah dilaksanakan, yaitu:
  •  Aqua mendapat penghargaan Gold pada KSN (Kesetiakawanan Sosial Nasional) Awards 2010 yang diselenggarakan oleh Kementrian Sosial dan CFCD (Corporate For Community Development Program)
  • Program penanaman kembali hutan Gunung Klabat, Minahasa Utara dimana DANONE AQUA Sulawesi Utara mendapatkan penghargaan Wana Lestari dari Departemen Kehutanan Republik Indonesia
  • DANONE AQUA berhasil meraih penghargaan MDGs (Millenium Development Goals) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Metro TV dalam kategori pelestarian lingkungan (environmental sustainability) atas program WASH (water access, sanitation and hygiene).
Menurut penulis, kesuksesan program-program CSR yang dilakukan oleh Aqua tidak terlepas dari faktor kredibilitas perusahaan yang telah menjadi salah satu perusahaan penghasil air mineral terkemuka di Indonesia sehingga memiliki profit keuangan yang cukup besar. Dengan profit keuangan yang cukup besar tersebut, Aqua berani mengeluarkan anggaran untuk CSR hingga mencapai angka 12 Miliyar Rupiah per tahun.
Tentunya Aqua menyadari bahwa produk yang mereka produksi adalah air mineral yang merupakan sumber daya alam, sehingga program CSR yang mereka buat sebagian besar berorientasi pada pelestarian alam. Dengan melestarikan alam, disamping mereka membantu masyarakat dan Negara dengan menciptakan lingkungan alam yang baik, tentunya program pelestarian alam tersebut dapat menjaga produksi air mineral yang baik pula. Mengingat air menieral merupakan komoditi yang mereka perjualkan.
Selain melestarikan alam, Aqua juga mengadakan program-program CSR dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Program tersebut dilakukan diseluruh golongan terkait baik itu di sekitar lingkungan pabrik, kemudian yang berskala nasional, maupun yang berskala internasional dengan mendukung program Millenium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh PBB guna memerangi kemiskinan dan kelaparan di berbagai belahan dunia.
            Didalam menjalankan program-program CSR nya, Aqua pun bekerjasama dengan berbagai lapisan masyarakat, LSM, dan oraganisasi pemerintah sehingga proses pelaksanaan program CSR tersebut dapat terpantau oleh seluruh golongan. Tidak hanya sampai disitu, Aqua pun didalam melaksanakan program-program CSR nya selalu mengutamakan aspek yang berkelanjutan. Dimana setiap program CSR yang telah dilaksanakan dipantau perkembangan dan tingkat keberhasilannya, kemudian program tersebut dilakukan secara continue dan berkesinambungan sehingga tidak hanya sekedar membahagiakan masyarakat secara instant dan sekejap. Keseluruh hal tersebut menimbulkan pencitraan yang baik bagi Aqua selaku perusahaan air mineral terkemuka di Indonesia.
            Jika ditinjau berdasarkan salah satu prinsip CSR yaitu “Triple Bottom Lines”, dimana perusahaan harus memperhatikan tiga unsur penting diantaranya:
  1. Profit (Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang)
  2. People (Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia)
  3. Planet (Perusahaan peduli terhadap lingkungan hayati. Beberapa program CSR yang berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan hidup lingkungan hidup)
Tentu jika kita memperhatikan pemaparan pada contoh-contoh kasus didalam makalah ini, tentu kita akan sepakat bahwa Aqua telah memenuhi ketiga unsur didalam prinsip Triple Bottom Lines CSR karya Carrol tersebut.